BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pondasi seperti yang dikenal adalah suatu bagian
dari konstruksi bangunan yang
berfungsi untuk menempatkan bangunan dan
meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang
cukup kuat menahan tanpa terjadi differential settlement pada
sistem strukturnya. Dan dalam
penggunaannya di
konstruksi pondasi dibagi menjadi 2 tipe yaitu Pondasi dangkal dan pondasi dalam yang digunakan sesuai kebutuhan
dan Sesuai dengan
konstruksi yang diinginkan.
Dalam setiap
kontruksi, seperti gedung, jembatan,
jalan raya, terowongan, Dinding
penahan, menara, tanggul, harus mempunyai pondasi yang dapat
Mendukungnya. Pondasi harus
diperhitungkan untuk dapat menjamin Kestabilan Bangunan terhadap berat sendiri,
beban - beban bangunan, gaya- Gaya luar seperti : tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi penurunan melebihi batas yang
diijinkan. Agar Kegagalan Fungsi
pondasi dapat dihindari, maka
pondasi Bangunan harus
diletakkan
Pada lapisan tanah yang
cukup keras, padat, dan kuat mendukung
beban Bangunan
tanpa menimbulkan penurunan yang berlebihan.
Dinilai dari fungsi pondasi yang
sangat penting maka dari itu perencanaan pondasi harus melalui proses yang sangat tepat agar pondasi yang didapat
dapat menopang kontruksi sesuai yang
kita
inginkan. Dalam perencanaan pondasi ada beberapa model pondasi yang
sering
sekali dipakai dalam konstruksi dala satunya adalah pondasi telapak atau biasa disebut pondasi foot plate. Didalam metode perencanaan pondasi langkah perhitungannya
secara manual banyak menggunakan perhitungan rumit sehingga
menjadi kurang praktis dan
relatif lama. Salah
satu upaya untuk
mendapatkan hasil perencanaan pondasi foot plate yang
akurat dalam waktu singkat, yaitu dengan
cara membuat program perencanaan
pondasi foot plate.
Untuk membuat program perencanaan pondasi foot plate yang praktis dan mudah dijalankan maka diperlukan
suatu bahasa
pemrograman (software
pembuat program) yang handal. Seiring dengan kemajuan software komputer
yang semakin pesat, pemograman-pemograman berbasis web telah sangat
berkembang, karena telah banyak orang yang menuangkan design-design analisis baik
pekerjaan maupun
di perkuliahannya di
jaringan web
tersebut.
Dengan semakin berkembangnya penggunaan program yang berbasis web tersebut, maka perlu diperkenalkan suatu sistem analisis yang
sesuai untuk mempermudah dan mempercepat
proses analisis perencanaan pondasi
foot plate
yang dapat disajikan dalam sebuah program komputer berbasis web dengan menggunakan program Profesional
Home
Page Hypertext Preprocessor (PHP).
Pembuatan program
berbasis web ini diharapkan dapat
menjadi salah satu solusi yang
tepat yang dapat membantu baik dalam dunia perkuliahan
ataupun di dalam dunia kerja.
1.2
Tujuan Penulisan
Untuk menjelaskan apa itu Pondasi Telapak
1.3
Rumusan Masalah
Berdasarkan judul diatas, penulis membatasi dengan hanya mengkaji masalah - masalah
sebagai berikut:
1. Apa itu Pondasi Telapak
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Pondasi Telapak
Pondasi foot plate merupakan pondasi
yang di pakai dalam struktur rumah 2 lantai atau lebih, di buat menerus dengan
kolom dengan alas nya berupa plat cor berto dengan tulangan. Pondasi foot plate
tersusun dari beberapa material bangunan yaitu : PC ( portland cement ), pasir,
batu split, dan besi tulangan. Dalam proses pembuatannya memerlukan pekerjaan
galian tanah, papan bekisting, dan campuran air untuk pengecoran beton. Dalam
penerapannya pada rumah tinggal biasanya foot plate menyatu dengan pondasi
biasa / pondasi menerus.
Ponsasi telapak termasuk
juga Pondasi dangkal yaitu kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal,
hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering
digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton
atau pasangan batu, meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah
keras.
Hal yang diperlukan dalam merencanakan dalam
perencanaan fondasi telapak adalah :
1.
Kondisi tanah yang akan
menahan beban bangunan lewat fondasi, Syarat-syaratnya adalah tanah mampu
menerima beban yang diteima fondasi tanpa mengalami penurunan atau penurunan
dalam kadar yang sedikit dan merata. Data-data dari kondisi tanah yang
dibutuhkan diantaranya kohesi atau lekatan tanah, berat jenis tanah
2.
Kondisi fondasi. Dimana
fondasi harus mampu untuk menerima gaya-gaya yang bekerja padanya tanpa terjadi
kerusakan pada fondasi foot plate itu sendiri. Analisa kemampuan fondasi
tidak didapatkan begitu saja akan tetap perlu analisa struktur fondasi dengan
mengolah beberapa data sekunder yang nantinya akan didapatkan kapasitas fondasi
footplate.Untuk didapatkan analisa kondisi tanah diperlukan penyelidikan tanah.
Biasanya dilakukan oleh laboratoriun mekanika tanah.
Fondasi telapak umumnya di bangun di atas tanah pendukung
dengan membuat suatu tumpuan yang bentuk di mensinya sesuai dengan bangunan dan
daya dukung tanah pondasi tersebut.
Fondasi tersebut bersatu dengan bagianutama bangunan
sehinggan merupakan suatu konstruksi yang monolit.
2.2. Perencaan Fondasi Telapak
2.2.1 Menentukan Dimensi Pondasi
Dimensi yang direncanakan meliputi : panjang, lebar dan
ketebalan telapak pondasi. Semuanya harus di desain sedemikian rupa, sehingga
tegangan yang terjadi pada dasar pondasi tidak melebihi daya dukung tanah
dibawahnya
2.2.2 Mengontrol Kuat Geser 1 Arah
Kerusakan akibat gaya geser 1 arah terjadi pada keadaan
dimana mula- mula terjadi retak miring pada daerah beton tarik (seperti creep), akibat distribusi beban
vertikal dari kolom (Pu kolom) yang diteruskan ke pondasi sehingga
menyebabkan bagian dasar pondasi mengalami tegangan. Akibat tegangan ini,
tanah memberikan respon berupa gaya reaksi vertikal ke atas (gaya geser)
sebagai akibat dari adanya gaya aksi tersebut. Kombinasi beban vertikal Pu
kolom (ke bawah) dan gaya geser tekanan tanah ke atas berlangsung sedemikian
rupa hingga sedikit demi sedikit membuat retak miring tadi semakin menjalar
keatas dan membuat daerah beton tekan semakin mengecil.
Nah…dengan semakin mengecilnya daerah beton tekan ini, maka
mengakibatkan beton tidak mampu menahan beban geser tanah yang mendorong ke
atas, akibatnya beton tekan akan mengalami keruntuhan. Berikut ini ilustrasinya
:
Gambar 1.
Kerusakan Pondasi Akibat Gaya Geser 1 arah
Kerusakan
pondasi yang diakibatkan oleh gaya geser 1 arah ini biasanya terjadi jika nilai
perbandingan antara nilai a dan nilai d cukup kecil, dan karena mutu beton yang
digunakan juga kurang baik, sehingga mengurangi kemampuan beton dalam menahan
beban tekan.
Gambar 2. Keretakan Pondasi Akibat Gaya Geser 1 arah
2.2.3 Mengontrol Kuat Geser 2 Arah Punching Shear
Kuat geser 2 arah atau biasa disebut juga dengan geser pons, dimana akibat gaya geser
ini pondasi mengalami kerusakan di sekeliling kolom dengan jarak kurang lebih
d/2. Berikut ini ilustrasinya :
Gambar 3.
Kerusakan Pondasi Akibat Gaya Geser 2 arah
2.2.4 Menghitung Tulangan Pondasi
Beban yang bekerja pada pondasi adalah beban dari reaksi tegangan
tanah yang bergerak vertikal ke atas akibat adanya gaya aksi vertikal kebawah
(Pu) yang disalurkan oleh kolom. Tulangan pondasi dihitung berdasarkan momen
maksimal yang terjadi pada pondasi dengan asumsi bahwa pondasi dianggap pelat
yang terjepit dibagian tepi- tepi kolom. Menurut SNI 03-2847-2002, tulangan pondasi telapak
berbentuk bujur sangkar harus disebar merata pada seluruh lebar pondasi
2.2.5 Mengontrol Daya Dukung Pondasi
Pondasi sebagai struktur bangunan bawah yang menyangga kolom
memikul beban-beban diatasnya (bangunan atas), harus mampu menahan beban axial
terfaktor (Pu) dari kolom tersebut. Maka dari itu beban dari Pu diisyaratkan
tidak boleh melebihi daya dukung dari pondasi (Pup) yang dirumuskan sebagai
berikut :
Pu < Pup
Pup = Ø x 0,85 x fc’ x A
Dimana :
Pu
= Gaya aksial terfaktor kolom…………….…… (N)
Pup
= Daya dukung pondasi yang dibebani………... (N)
fc’
= Mutu beton yang diisyaratkan………………. (Mpa)
A
= Luas daerah yang dibebani……………………(mm2)
2.2.6 Menentukan daya dukung pondasi Dangkal
Daya dukung ultimit (ultimit bearing capacity/qult)
didefinisikan sebagai beban maksimum per
satuan luas dimana tanah masih dapat mendukung beban tanpa mengalami keruntuhan.
Rumus Terzaghi
(Bila memakai data pengujian Laboratorium)
qult = C.Nc + γb.Nq.Df + 0,5.γb.B.Nγ
dimana :
qult = Daya Dukung
Ultimit Pondasi
C = Cohesi Tanah
γb = Berat Volume Tanah
Df = Kedalaman Dasar Pondasi
B
= Lebar Pondasi dianggap 1,00 meter
Nc, Nq, Nγ = Faktor daya dukung Terzaghi
ditentukan oleh besar sudut geser dalam
Setelah
kita mendapatkan nilai daya dukung Ultimit Tanah (qult), Langkah selanjutnya
menghitung daya dukung ijin Tanah yaitu:
q = qult / Sf
dimana:
q = Daya Dukung
ijin Tanah
qult = Daya Dukung Tanah Ultimit
Sf = Faktor
Keamanan biasanya nilainya diambil 3
Tabel Nilai Faktor Daya
Dukung Terzaghi
|
||||||
Ф
|
Nc
|
Nq
|
Nγ
|
Nc'
|
Nq'
|
Nγ'
|
0
|
5,7
|
1,0
|
0,0
|
5,7
|
1
|
0
|
5
|
7,3
|
1,6
|
0,5
|
6,7
|
1,4
|
0,2
|
10
|
9,6
|
2,7
|
1,2
|
8
|
1,9
|
0,5
|
15
|
12,9
|
4,4
|
2,5
|
9,7
|
2,7
|
0,9
|
20
|
17,7
|
7,4
|
5,0
|
11,8
|
3,9
|
1,7
|
25
|
25,1
|
12,7
|
9,7
|
14,8
|
5,6
|
3,2
|
30
|
37,2
|
22,5
|
19,7
|
19
|
8,3
|
5,7
|
34
|
52,6
|
36,5
|
35,0
|
23,7
|
11,7
|
9
|
35
|
57,8
|
41,4
|
42,4
|
25,2
|
12,6
|
10,1
|
40
|
95,7
|
81,3
|
100,4
|
34,9
|
20,5
|
18,8
|
45
|
172,3
|
173,3
|
297,5
|
51,2
|
35,1
|
37,7
|
48
|
258,3
|
287,9
|
780,1
|
66,8
|
50,5
|
60,4
|
50
|
347,6
|
415,1
|
1153,2
|
81,3
|
65,6
|
87,1
|
Rumus Meyerhof
Bila memakai data pengujian
Sondir
qult
= qc. B. (1 + D/B). 1/40
dimana :
qult = Daya Dukung Ultimit
Tanah
qC = Nilai Conus
B = Lebar Pondasi (dianggap 1
meter)
D= Kedalaman Dasar Pondasi
Setelah kita mendapatkan
nilai daya dukung Ultimit Tanah (qult) , Langkah selanjutnya menghitung daya dukung ijin
tanah yaitu:
q = qult
/ Sf
dimana :
q = Daya Dukung ijin tanah
qult = Daya Dukung Tanah Ultimit
Sf = Faktor Keamanan
biasanya nilainya diambil 3
Daya dukung ijin tanah dapat juga dihitung langsung dengan
cara :
q = qc/40 (untuk besaran B sembarang)
dimana :
q = Daya Dukung ijin tanah
qc = Nilai Konus
Contoh soal 1
Contoh Soal :
Pondasi rigid dengan ukuran 1 x 2 m seperti
gambar diatas tentukan besar penurunan dipusat pondasi.
= (10000 x 2 + 8000 x 1
+ 12000 x 2 ) / 5 = 10400 kN/m2
Untuk
penurunan dipusat pondasi:
Untuk
menghitung penurunan di pusat pondasi digunakan
a = 4
a = 4
m’
= L/B = 2 / 1 = 2 dan n’=H/(B/2) = 5 / (1/2) = 10
Dari
grafik diperoleh:
F1
= 0,641 dan F2 = 0,031
Dik : Ø = 20o
C = 0,05 Kg/cm2 = 0,5 ton/m2
= 1,6 ton/m2
sat = 2,1 ton/m2
B = 1,5 m
Df
= 2 m
Tentukan!
a.
Daya dukung ultimate pondasi dangkal dengan asumsi general
shear failure!
b.
Daya dukung pondasi ijin dengan mengambil Fk = 3.0!
c.
Daya dukung ultimate pondasi dangkal dengan asumsi local
shear failure dan daya dukung pondasi ijin dengan mengambil Fk = 3.0!
d.
Jika muka air tanah berada 1m dibawah muka tanah, kerjakan
kembali poin a & b!
e.
Jika muka air tanah berada 3m dibawah muka tanah, kerjakan
kembali poin a & b!
Penyelesaian!
a.
qu = CNc + qNq + BN ↔ Ø = 20o Nc = 17,7; Nq =
7,4; N = 5
= 0,5 x 17,7 + x Df x 7,4 + x
1,6 x 1,5 x 5
qu = 38,53
ton/m2
b.
qijin = = =
12,843 ton/m2
c.
Ø = 20o Nc’=
11,8; Nq’ = 3,9; N’
= 1,7
qu’
= CNc’ + qNq’ + BN’
qu’
= 0,5 x 11,8 + x Df x 3,9 + x
1,6 x 1,5 x 1,7
qu’
= 21,73 ton/m2
qijin
= =
7,243 ton/m2
d.
q =
(Df – D) + ’D ↔ ’ = sat – w = 2,1 – 1 = 1,1
ton/m2
q = 1,6 (2 – 1) + 1,1 x 1
q = 2,7 ton/m2
qu = CNc + qNq
+ ’BN
qu = 0,5 x 17,7 + 2,7 x 7,4 + x
1,5 x 1,1 x 5
qu
= 32,955 ton/m2
qijin = =
10,985 ton/m2
e.
karena
D B Rata2 = ϒ
Rata2 = 1,72 ton/m2
qu = CNc + qNq
+ ΥRata2BN
qu = 0,5 x 17,7 + 3,2 x 7,4 + x
1,5 x 1,72 x 5 q
= x
Df
qu
= 38,98 ton/m2
qijin = =
12,993 ton/m2
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimulan
Pondasi telapak berbentuk
seperti telapak kaki seperti ini.Pondasi ini setempat, gunanya untuk mendukung
kolom baik untuk rumah satu lantai maupun dua lantai. Jadi, pondasi ini
diletakkan tepat pada kolom bangunan.Pondasi ini terbuat dari beton bertulang.
Dasar pondasi telapak bisa berbentuk persegi panjang atau persegi.
3.2. Saran
Adapun saran-saran yang akan kami sampaikan selaku penulis antara lain :
a. Dalam
pembuatan sebuah makalah, sebaiknya dipersentasekan agar kami selaku mahasiswa
sekaligus penulis makalah mampu memahami lebih dalam tentang isi dari makalah
tersebut dan dibimbing langsung oleh dosen yang bersangkutan.
b. Dalam
membuat makalah, dosen yang bersangkutan juga harus meneliti lebih lanjut
apakah isi makalah yang dibuat oleh mahasiswa itu benar mengambil referensi
dari buku yang sesuai dengan isi makalah tersebut atau tidak, hal ini juga
dilampirkan oleh penulis dalam sebuah saran agar mahasiswa tersebut tidak
menjadi sebuah keluaran alumni yang bodoh.
file download doc. klik..klik
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.undip.ac.id/28167/1/pengertian_dan_macam_pondasi.pdf
https://www.civil.com/.../991-jenis-jenis-pondasi
https://id.scribd.com/pondasi _tapak
www.academia.edu/7223397/Pondasi_Dangkal
Comments