1. Sejarah dan
Pengertian Network Planning
Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses
pengambilan keputusan dan proses penetapan tujuan. Untuk dapat melaksanakan
proses ini perlu adanya informasi yang tepat dan kemampuan pengambilan
keputusan yang tinggi. Proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan
serta proses penyelenggaraan merupakan sistem operasi pada perencanaan proyek.
Bila perencanaan proyek merupakan sebuah total sistem,
maka penyelenggaraan proyek tersebut terdiri dari dua sub sistem, yaitu sub
sistem operasi dan sub sistem informasi. Sub sistim operasi menjawab pertanyaan
“bagaimana cara melaksanakan kegiatan” sedang sub sistem informasi menjawab
pertanyaan “kegiatan apa saja yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan”. Network
planning merupakan sub sistem informasinya.
Konsep network ini mula-mula disusun
oleh perusahaan jasa konsultan manajemen Boaz, Allen dan Hamilton (1957) yang
berada dibawah naungan perusahaan pesawat terbang Lockheed. Kebutuhan
penyusunan network ini dirasakan perlu karena adanya
koordinasi dan pengurutan kegitan-kegiatan pabrik yang kompleks, yang saling
berhubungan dan saling tergantung satu sama lain. Hal ini dilakukan agar
perencanaan dan pengawasan kegiatan dapat dilakukan secara sistimatis, sehingga
dapat diperoleh efisiensi kerja. Adanya network ini menjadikan
sistem manajemen dapat menyusun perencanaan penyelesaian proyek dengan waktu
dan biaya yang paling efisien. Di samping itu network juga
dapat dipergunakan sebagai alat pengawasan yang cukup baik untuk menyelesaikan
proyek tersebut. Diagram networkmerupakan kerangka penyelesaian
proyek secara keseluruhan,ataupun masing-masing pekerjaan yang menjadi bagian
daripada penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Pada prinsipnya network dipergunakan
untuk perencaan penyelesaian berbagai macam pekerjaan terutama pekerjaan yang
terdiri atas berbagai unit pekerjaan yang semakin sulit dan rumit. Menurut
Sofwan Badri (1997 : 13) dalam bukunya “Dasar-Dasar Network Planning”adalah
sebagai berikut :
·
“Network planning pada prinsipnya adalah
hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan (variabel) yang
digambarkan / divisualisasikan dalam diagram network”. Dengan
demikian diketahui bagian-bagian pekerjaan mana yang harus didahulukan, bila
perlu dilembur (tambah biaya), pekerjaan mana yang menunggu selesainya
pekerjaan yang lain, pekerjaan mana yang tidak perlu tergesa-gesa sehingga alat
dan tenaga dapat digeser ke tempat lain demi efesiensi.
Sedangkan
menurut Soetomo Kajatmo (1977: 26) adalah :
·
“Network planning merupakan sebuah alat
manajemen yang memungkinkan dapat lebih luas dan lengkapnya perencanaan dan
pengawasan suatu proyek”. Adapun definisi proyek itu sendiri adalah suatu
rangkaian kegiatan-kegiatan (aktivitas) yang mempunyai saat permulaan dan yang
harus dilaksanakan serta diselesaikan untuk mendapatkan tujuan tertentu.
Pengertian
lainnya yang dikemukakan oleh Tubagus Haedar Ali (1995: 38) yaitu:
·
“Network planning adalah salah satu model yang
digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai
kegiatan-kegiatan yang ada dalam network diagram proyek yang
bersangkutan.
Untuk membuatnya kita membutuhkan
data-data yaitu Jenis pekerjaan yang
dibuat detail rincian item pekerjaan, contohnya jika kita akan membuat network
planning pondasi batu kali maka apabila dirinci ada pekerjaan galian tanah,
pasangan pondasi batu kali kemudian urugan tanah kembali.
Durasi waktu masing-masing pekerjaan,
dapat ditentukan berdasarkan pengalaman atau menggunakan rumus analisa bangunan
yang sudah ada. Jumlah total waktu
pelaksanaan pekerjaan. Metode pelaksanaan
konstruksi sehingga dapat diketahui urutan pekerjaan.
Selain network planning kita kenal juga jenis jadwal lain yang digunakan dalam melaksanakan proyek seperti kurva S, Bar chart, schedule harian mingguan bulanan dll.
Selain network planning kita kenal juga jenis jadwal lain yang digunakan dalam melaksanakan proyek seperti kurva S, Bar chart, schedule harian mingguan bulanan dll.
Daftar item pekerjaan pasangan pondasi batu kali
dengan target total waktu pelaksanaan adalah 8 hari kerja
NO
|
JENIS
PEKERJAAN
|
DURASI
WAKTU
|
A
|
Persiapan
|
6 hari
|
B
|
Galian
tanah
|
2 hari
|
C
|
Lantai
kerja
|
2 hari
|
D
|
Pasir urug
|
1 hari
|
E
|
Pasangan
batu kali
|
3 hari
|
F
|
Urugan
tanah kembali
|
0 hari
|
Jika kita
jumlahkan total durasi waktu adalah 15 hari padahal targetnya hanya 8 hari,
disinilah kita memerlukan pembuatan network planning untuk mengatur perletakan
jadwal yang bagus.
Dari tabel rincian pekerjaan dan durasi waktu tersebut
maka dapat kita pikirkan bagaimana urutan kegiatan pasangan pondasi batu kali
akan kita lakukan, pada bagian mana pekerjaan yang harus selesai sebelum dapat
mengerjakan kegiatan lain, dan pada item pekerjaan mana yang waktu
pelaksanaanya tidak mempengaruhi kegiatan lain, secara umum dapat kita tuliskan
bayangan urutan kerja sebagai berikut
·
pekerjaan persiapan dilakukan diawal pekerjaan sampai berkakhirnya
kegiatan.
·
Galian tanah harus selesai sebelum dapat melakukan
pekerjaan pembuatan lantai kerja.
·
Setelah membuat lantai kerja lalu dilanjutkan
pekerjaan pasir urug dan pasangan batu kali.
·
Urugan tanah kembali baru bisa dilakukan setelah
kegiatan pemasangan selesai.
Dari data dan logika berpikir tersebut maka dapat kita
tuangkan kedalam sebuah diagram network planning agar fikiran kita dapat
mengerti orang lain sekaligus sebagai pedoman dalam penentuan jadwal
pelaksanaan setiap item pekerjaan sehingga secara global pekerjaan dapat
selesai dalam waktu yang direncanakan.
Kegunaan Network Planning
Data atau informasi yang diperoleh,
namun tidak teratur dapat terorganisir dengan tepat. Dapat menunjukkan urutan
pekerjaan sebuah proyek kerja konstruksi yang paling efisien, diukur dari sudut
biaya dan waktu pelaksanaan proye tersebut.
·
Dapat memfokuskan perhatian pada
hal-hal yang kritis yang mungkin terjadi pada pelaksanaan sebuah pekerjaan
konstruksi.
·
Mengarahkan seorang pimpinan
mengambil keputusan dan mengelola resources (sumber daya) dalam usaha
mempercepat selesainya proyek.Resources yang dibutuhkan dapat berupa orang,
peralatan dan juga fasilitas-fasilitas khusus untuk mengerjakan proyek tesebut.
·
Memudahkan koordinasi dengan
orang-orang atau lembaga yang terlibat.
·
Memudahkan pengawasan dan
pengendalian.
·
Pedoman bagi para pelaksana pekerjaan
sebuah proyek.
Perkembangan Network Planning
a.
CPM (Critical Path Method) dan PERT
(Program Evaluation and Review Technique) atau NETWORK DIAGRAM.
Semenjak dikenalkan pada tahun 1950
di Amerika oleh Du Pont Company secara independen, network planning mulai
berkembang di negara-negara lain. Dua metode awal pada network planning yang
dikenal yaitu CPM dan PERT. CPM bergantung pada PERT yang dapat mengatasi
masalah penjadwalan kerja. CPM lebih banyak mengarah pada bagian permasalahan
biaya dan waktu. Karakteristik umum dari dua metode ini adalah:- Sebuah proyek
bisa menjadi diubah menjadi paket pekerjaan atau paket kegiatan yang
terdefinisi dengan baik. Sebuah pekerjaan harus
dilaksanakan pada urutan kerja tertentu.- Dengan sebuah urutan kerja berbentuk
’S’, kegiatan dapat ditentukan awal proyek dan akhir proyek.Pada CPM, yang
dilakukan adalah menentukan dan mengoptimalkan terjadinya garis kritis. Sebuah pekerjaan
yang dilakukan tanpa memiliki garis kritis dapat dilaksanakan lebih cepat atau
lebih lambat tanpa mempengaruhi pelaksanaan keseluruhan sebuah proyek.Pada
metode PERT, pelaksanaan berdasarkan pada perkiraan yang tidak tentu.
Didominasi oleh kecenderungan yakin akan waktu yang akan dikerjakan (optimis),
berdasarkan pelaksanaan yang paling sering digunakan (most likely) dan tidak
yakin akan waktu yang direncanakan (pesimis). Maka diambil rata-rata dari
ketiga elemen tersebut. Oleh karena itu,
metoda ini menggunakan range untuk menentukan durasi pekerjaan. Bisa juga
dilakukan perhitungan untuk menentukan durasi yang diinginkan.Rumus perhitungan
durasi dengan PERT yaitu:
Dengan PERT, kita bisa menghitung waktu yang dibutuhkan. Tetapi, kelemahannya adalah membutuhkan banyak biaya dan tenaga kerja. Hanya bisa digunakan pada pekerjaan besar dan proyek yang kompleks.
Dengan PERT, kita bisa menghitung waktu yang dibutuhkan. Tetapi, kelemahannya adalah membutuhkan banyak biaya dan tenaga kerja. Hanya bisa digunakan pada pekerjaan besar dan proyek yang kompleks.
b.
Gantt (Bar) Chart
Merupakan sebuah metode network
planning yang cukup banyak digunakan. Pada Gantt Chart ini mengkombinasikan dua
hal, yaitu penjadwalan dan fungsi perencanaan. Gantt chart ini lebih dikenal
karena penggunaannya yang mudah dan sederhana.
Sebuah Gantt chart digunakan dengan mudah karena pelaksanaan sebuah pekerjaan tidak terganggu oleh kegiatan lainnya yang benar-benar dikerjakan sesuai dengan urutan pekerjaan tanpa mendahului atau melewati waktu perencanaan.Milestone chart juga merupakan bagian dari Gantt chart ini. Dengan menggunakan Gantt chart dapat diperoleh berbagai keuntungan seperti pada pelaksanaan pekerjaan, sebuah aktivitas mudah untuk dipahami urutan pekerjaannya. Dengan bar chart sebuah urutan pelaksanaan mudah dibuat dan diperbaiki.Namun, akibat dari ketidaktergantungnya pekerjaan yang satu dengan yang lain, maka pelaksanaan pekerjaan akan menjadi lebih lama. Juga dengan menggunakan metode ini, urutan kegiatan sebuah pekerjaan menjadi sulit untuk dilaksanakan.
Persamaan dan Perbedaan PERT dan CPM
Sebuah Gantt chart digunakan dengan mudah karena pelaksanaan sebuah pekerjaan tidak terganggu oleh kegiatan lainnya yang benar-benar dikerjakan sesuai dengan urutan pekerjaan tanpa mendahului atau melewati waktu perencanaan.Milestone chart juga merupakan bagian dari Gantt chart ini. Dengan menggunakan Gantt chart dapat diperoleh berbagai keuntungan seperti pada pelaksanaan pekerjaan, sebuah aktivitas mudah untuk dipahami urutan pekerjaannya. Dengan bar chart sebuah urutan pelaksanaan mudah dibuat dan diperbaiki.Namun, akibat dari ketidaktergantungnya pekerjaan yang satu dengan yang lain, maka pelaksanaan pekerjaan akan menjadi lebih lama. Juga dengan menggunakan metode ini, urutan kegiatan sebuah pekerjaan menjadi sulit untuk dilaksanakan.
Persamaan dan Perbedaan PERT dan CPM
a.
Persamaan·
o Digunakan untuk menangani proyek-proyek.
o Memerlukan prasyarat di dalam melaksanakan kegiatan.
o Melakukan pendataan waktu setiap operasi sehingga dapat menggunakan waktu semaksimum
mungkin dan pembiayaan.
o Sama-sama membentuk lintasan dari kegiatan
b.
Perbedaan
Pada prinsipnya yang menyangkut
perbedaan PERT dan CPM adalah sebagai berikut
o PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah
dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan
aktivitas yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap
unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator.
o Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat,
terlama serta terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi
waktu pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan
suatu proyek.
o Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka
biaya proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya.
o Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil),
sedangkan pada CPM tanda panah adalah kegiatan.
2.4 Tujuan Teknik Analisis Jaringan Kerja
a.
Untuk mengkoordinir semua unsur
(element) proyek kedalam suatu rencana utama (master plan) dengan menciptakan
suatu model kerja untuk melengkapai proyek sehingga diperoleh data sebagai
berikut :
1.
Waktu terbaik untuk pelaksanaan kegiatan
2.
Pengurangan/penekanan ongkos/biaya
3.
Pengurangan resiko.
b.
Mempelajari alternatif-alternatif
yang terdapat didalam dan diluar proyek.
c.
Untuk mendapatkan atau mengembangkan
skedul yang optimum.
d.
Penggunaan sumber-sumber secara
efektif dan efisien.
e.
Alat komunikasi antar pimpinan.
f.
Pengawasan pembangunan proyek.
g.
Memudahkan revisi atau perbaikan
terhadap penyimpangan yang terjadi.
2.5 Manfaat Analisis Jaringan Kerja
a.
Untuk melengkapi rancangan, untuk
memperbaiki metode perencanaan dan pengawasan, memperbaiki komunikasi dan
pengambilan keputusan dan secara umum untuk mempertinggi effektivitas manajemen
dalam menyelesaikan proyek.
b.
Untuk penghematan biaya, waktu dan
mempertinggi daya guna (effisiensi) kerja, baik manusia maupun peralatan serta
menjamin ketepatan selesainya suatu proyek.
2.6 Menggambar Jaringan Kerja
Panduan dalam menggambar jaringan kerja :
a.
Buatlah anak panah dengan garis penuh
dari kiri ke kanan, & garis putus-putus untuk Dummy.
b.
Keterangan kegiatan ditulis diatas
anak panah, sedangkan kurun waktu dibawahnya.
c.
Hindarkan sejauh mungkin garis
menyilang.
d.
Peristiwa/ kejadian dilukiskan
sebagai lingkaran, dengan nomor yg bersangkutan jika mungkin berada didalamnya.
e.
Nomor peristiwa sebelah kanan lebih
besar dari sebelah kiri.
2.7. Penentuan Waktu
Setelah jaringan kerja dapat digambarkan, kemudian diestimasikan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan masing-masing aktivitas, dan menganalisis
seluruh diagram network untuk menentukan waktu terjadinya masing-masing event.
Dalam mengestimasi dan menganalisis waktu ini, akan terdapat satu atau beberapa lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan pada jaringan kerja tersebut yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut lintasan kritis (critical path). Jalur kritis adalah jalur yang memiliki rangkaian komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian yang tercepat. Pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan Selain lintasan kritis, terdapat lintasan-lintasan lain yang mempunyai jangka waktu yang lebih pendek daripada lintasan kritis. Dengan demikian, maka lintasan yang tidak kritis ini mempunyai jangka waktu untuk bisa terlambat, yang disebut float/slack.
Float/slack memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah jaringan kerja, dan ini dipakai pada waktu penggunaan network dalam praktek, atau digunakan pada waktu mengerjakan penentuan jumlah material, peralatan, dan tenaga kerja.
Dalam mengestimasi dan menganalisis waktu ini, akan terdapat satu atau beberapa lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan pada jaringan kerja tersebut yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut lintasan kritis (critical path). Jalur kritis adalah jalur yang memiliki rangkaian komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian yang tercepat. Pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan Selain lintasan kritis, terdapat lintasan-lintasan lain yang mempunyai jangka waktu yang lebih pendek daripada lintasan kritis. Dengan demikian, maka lintasan yang tidak kritis ini mempunyai jangka waktu untuk bisa terlambat, yang disebut float/slack.
Float/slack memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah jaringan kerja, dan ini dipakai pada waktu penggunaan network dalam praktek, atau digunakan pada waktu mengerjakan penentuan jumlah material, peralatan, dan tenaga kerja.
Float terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
a.
Total float/slack,
Jumlah waktu di mana waktu penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaian proyek secara keseluruhan
Jumlah waktu di mana waktu penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaian proyek secara keseluruhan
b.
Free float/slack, Jumlah waktu di mana penyelesaian suatu aktivitas
dapat diukur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya aktivitas
yang lain atau saat paling cepat terjadinya event lain pada network.
Notasi yang digunakan Untuk mempermudah
perhitungan penentuan waktu digunakan notasi-notasi sebagai berikut:
TE = earliest event occurrence
time, yaitu saat tercepat terjadinya event.
TL = latest event occurrence
time, yaitu saat paling lambat terjadinya event.
ES = earliest activity start time,
yaitu saat paling cepat dimulainya aktivitas.
EF = earliest activity finish time,
yaitu saat paling cepat diselesaikannya aktivitas.
LS = latest activity start time,
yaitu saat paling lambat dimulainya aktivitas.
LF = latest activity finish time,
yaitu saat paling lambat diselesaikannya aktivitas.
t = activity duration time, yaitu
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu aktivitas.
S = total slack/float
SF = free slack/float
Asumsi dan perhitungan
Asumsi yang digunakan dalam melakukan perhitungan adalah:
1.
Proyek hanya memiliki satu initial
event dan satu terminal event.
2.
Saat tercepat terjadinya initial
event adalah hari ke-nol
3.
Saat paling lambat terjadinya
terminal event adalah TL = TE untuk event ini.
Adapun cara perhitungan yang harus dilakukan terdiri atas dua cara, yaitu:
1.
Perhitungan maju (forward
computation)
Pada perhitungan
ini, perhitungan bergerak dari initial event menuju ke terminal event.
Tujuannya adalah untuk menghitung saat yang paling cepat terjadinya events dan
saat paling cepat dimulainya serta diselesaikannya aktivitas-aktivitas.
2. Perhitungan mundur (backward computation)
Pada perhitungan
ini, perhitungan bergerak dari terminal event menuju ke initial event.
Tujuannya adalah untuk menghitung saat paling lambat terjadinya events dan saat
paling lambat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas.
Untuk melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur, lingkaran event di bagi atas tiga bagian.
Untuk melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur, lingkaran event di bagi atas tiga bagian.
Keterangan:
a =
Nomor event
b =
Saat tercepat terjadinya event, yang merupakan hasil perhitungan
maju
c = Saat paling lambat terjadinya event, yang
merupakan hasil perhitungan mundur Setelah
kedua perhitungan di atas selesai, kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari
nilai slack/float.
Adapun cara perhitungannya adalah sebagai berikut:
1.
Total float/slack dihitung dengan
cara mencari selisih antara saat paling lambat dimulainya aktivitas dengan saat
paling cepat dimulainya aktivitas, atau dengan mencari selisih antara saat
paling lambat diselesaikannya aktivitas dengan saat paling cepat diselesaikannya
aktivitas.
2.
Free float/slack aktivitas dihitung
dengan cara mencari selisih antara saat tercepat terjadinya event di ujung
aktivitas dengan saat tercepat diselesaikannya aktivitas tersebut.
2. Manfaat
Network planning merupakan
teknik perencanaan yang dapat mengevaluasi interaksi antara kegiatan-kegiatan.
Manfaat yang dapat dirasakan dari pemakaian analisis network adalah
sebagai berikut :
a.
Dapat mengenali (identifikasi) jalur kritis (critical
path) dalam hal ini adalah jalur elemen yaitu kegiatan yang kritis dalam
skala waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.
b.
Dapat diketahui dengan pasti kesukaran yang akan
timbul jauh sebelum terjadinya sehingga dapat diambil tindakan yang
presentatif.
c.
Mempunyai kemampuan mengadakan perubahan-perubahan
sumber daya dan memperhatikan efek terhadap waktu selesainya proyek.
d.
Sebagai alat komunikatif yang efektif.
e.
Memungkinkan tercapainya penyelenggaraan proyek yang
lebih ekenomis dipandang dari sudut biaya langsung dan penggunaan sumber daya
yang optimum.
f.
Dapat dipergunakan untuk memperkirakan efek-efek dari
hasil yang dicapai suatu kegiatan terhadap keseluruhan rencana.
3. Bentuk
Network Planning
Network adalah grafik dari suatu rencana produk yang
menunjukkan interelasi dari berbagai aktivitas. Network juga sering disebut
diagram panah, apabila hasil-hasil perkiraan dan perhitungan waktu telah
dibubuhkan pada network maka ini dapat dipakai sebagai jadwal proyek
(project schedulle). Untuk membentuk gambar dari rencana network tersebut
perlu digunakan simbol-simbol, antar lain:
Arrow / anak panah yang menyatakan
aktivitas / kegiatan yaitu suatu kegiatan atau pekerjaan dimana
penyelesaiannya membutuhkan durasi (jangka waktu tertentu) dan resources
(tenaga, alat, material dan biaya). Kepala anak panah menjadi pedoman arah
tiap kegiatan, dimana panjang dan kemiringan tidak berpengaruh.
.
Node / event, yang merupakan
lingkaran bulat yang artinya saat peristiwa atau kejadian yaitu pertemuan
dari permulaan dan akhir kegiatan.
.
Dummy /anak panah terputus-putus
yang menyatakan kegiatan semu yaitu aktivitas yang tidak membutuhkan
durasi dan resources.
.
Double arrow / dobel anak panah yang
menunjukkan kegiatan di lintasan kritis (critical path).
.
Pada dasarnya network planning adalah suatu cara
penggambaran kegiatan proyek dalam bentuk simbol-simbol network.
Simbol-simbol
yang digunakan adalah:
1.
Event (Kejadian= Peristiwa=Saat).
Event adalah saat dimulainya atau berakhirnya suatu
kegiatan. Simbul yang digunakan biasanya berupa lingkaran atau ellips.
Ruangan sebelah kiri digunakan untuk memberi identitas dari event itu,
biasanya berupa bilangan (tak berdimensi).
Ruangan
kanan digunakan kapan terjadinya kejadian itu, bagian kanan
atas menunjukkan kapan paling cepat saat itu terjadi (EET=Earliest Event
Time) dan kanan bawah menunjukkan paling lambat saat itu boleh terjadi
(LET=Latest Event time). Setiap kegiatan selalu dimulai oleh sebuah event
(disebut Start event atau saat dimulai) dan berakhir pada event lain
(disebut finÃsh event atau saat selesai). Event tidak membutuhkan waktu.
2.
Kegiatan (Activity).
Kegiatan adalah setiap bagian dari pekerjaan proyek yang membutuhkan waktu untuk dilaksanakan, juga membutuhkan biaya, tenaga kerja serta peralatan, simbol yang digunakan adalah anak panah. Bagian ekor anak panah terdapat saat mulai dan bagian ujungnya terdapat saat berakhirnya. Karena network merupakan rangkaian anak panah maka network disebut directed network (terarah). Diatas anak panah tertuliskan (secara singkat) nama kegiatan (misal: Pembelian mesin, galian pondasi dsb). Dibawahnya dituliskan lamanya kegiatan tersebut, dalam satuan waktu yang seragam dengan kegiatan lainnya (misal: dalam jam, hari, minggu dsb). Dalam rangka menempatkan suatu anak panah dalam suatu jaringan kerja harus bisa menjawab dua pertanyaan dibawah ini:
·
Kegiatan apakah yang sudah harus selesai sebelum
sesuatu kegiatan tertentu dapat dimulai?
·
Adakah kegiatan-kegiatan lain yang dapat dikerjakan
secara bersama-sama?
3.
Dummy Activity (Kegiatan Semu)
Kegiatan
semu (dummy activity) dalam network planning digunakan simbul anak panah
yang terputus-putus. Adanya kegiatan semu bisa terjadi karena
hal-hal sebagai berikut:
a.
Setiap kegiatan harus mempunyai identitas tersendiri
yang dinyatakan oleh nomor start event dan nomor finish event
Karena itu
diperlukan ” Dammy”, gambar diatas dirobah menjadi sebagai berikut:
Dummy
adalah: suatu kegiatan yang tidak memerlukan sumberdaya dan tanpa dimensi
waktu.
Kegiatan B
identitasnya 2-4
Kegiatan C
identitasnya 2-5
Kegiatan D
identitasnya 4-5
b.
Misalnya hubungan (relationship) antar kigiatan adalah
sebagai berikut:
Kegiatan B baru bisa dimulai setelah
kegiatan A selesai, sedangkan kegiatan D baru bisa dimulai setelah
kegiatan A dan C selesai.
Untuk
menggambarkan relationship seperti tersebut diperlukan dummy
4.
Prosedur.
Langkah-langkah yang harus diambil dalam melakukan
perencanaan dengan network adalah sbb:
·
Menentukan batasan-batasan dari pekerjaannya. Tentukan
kapan dapat dimulai dan kapan harus diakhiri.
·
Memecah (break down) pekerjaan itu menjadi kegiatan-kegiatan.Untuk
ini perencana harus bekerjasama dengan pelaksana. Secara lengkap semua
kegiatan yang akan dilaksanakan harus dicatat, apabila ada kegiatan
yang terlupakan akibatnya sangat fatal. Oleh karena itu dalam tahapan ini
perlu mendapatkan perhatian dan usaha yang intensif. Dan juga
pemecahan pekerjaan kedalam kegiatan-kegiatan itu harus menghasilkan
kegiatankegiatan yang setingkat, dalam istilah network. Misalnya kegiatan
memaku tidak setingkat dengan kegiatan pengurugan tanah, dan sebagainya.
·
Tentukan urutan-urutan dari kegiatan diatas,
urutan-urutan ini disebut precedence relationship, dalam menentukan
urutan-urutan ini kita harus berpihak pada pengetahuan logika, (kita tidak
bisa memasang atap kalau penunjangnya belum terpasang).
·
Kegiatan mana yang harus mendahului kegiatan yang
lain.
·
Kegiatan mana yang harus mengikuti kegiatan yang lain.
·
Kegiatan mana yang harus dilaksanakan secara serentak.
·
Dari informasi mengenai hubungan (relationship) antara
setiap kegiatan dalam pekerjaan dibuatkan diagram jaringannya, dalam hal
ini harus dingat bahwa suatu pekerjaan dimulai pada suatu event (saat
mulai atau start event) dan berakhir pada suatu event lain (saat selesai
atau finish event). Hubungan ini bisa digambarkan sebagai berikut:
Misalnya :
Kegiatan D baru bisa dimulai setelah kegiatan A, B dan C selesai.
Simbol:
5.
Waktu
Untuk dapat menghitung jangka waktu proyek (Total
Project time) serta semua event time, terlebih dahulu harus diperkirakan
waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan (activity
duration).
EET =
Earlist Event Time (saat paling cepat terjadi)
LET = Latest
Event Time (saat paling lambat terjadi)
X(1-2) =
Jenis kegiatan.
D(1-2) =
Duration (waktu pelaksanaan)
EET2 = EET1
+ X (1-2). LET1 = LET2 – D (1-2).
EST =
Earlist Start Time (waktu tercepat kegiatan dapat dimulai).
LST =
Lastest Start Time (waktu paling lambat kegiatan masih dapat dimulai).
EST = EET1
(EET1 + D (1-2) = EET2).
LST = LET1 +
D (1-2) ≤ LET2.
6.
Lintasan Kritis = Waktu Kritis.
Lintasan kritis atau waktu kritis adalah jumlah waktu
pelaksanaan didalam suatu event yang tidak boleh dilampaui dalam
melaksanakan suatu rangkaian kegiatan. Apabila waktu pada salah satu event
didalam rangkaian lintasan kritis tersebut ada yang terlampaui maka penyelesaian
proyek tersebut dapat dipastikan mengalami keterlambatan dari jadwal yang
ditentukan, oleh karena itu pada lintasan kritis ini perlu perhatian dan
pengawasan yang ekstra ketat.
Lintasan
kritis terjadi pada suatu event yang mempunyai: EET=LET.
EET (Saat
paling cepat terjadi):
o Mulai dari
event yang pertama kearah kanan menuju event yang terakhir.
o Dengan
cara penjumlahan.
o Apabila
EET dari satu event tergantung oleh lebih dari satu kegiatan maka yang
menentukan adalah hasil penjumlahan yang terbesar.
LET (Saat
paling lambat terjadi).
o Mulai dari
event yang terakhir kearah kiri menuju event yang pertama dengan cara
pengurangan.
o Apabila
LET dari suatu event tergantung pada lebih dari satu kegiatan, maka yang
menentukan adalah hasil pengurangan yang terkecil.
7.
Float (Slack) Time atau Waktu Mengambang.
Total Float
= LET2 – EET1 – D (1-2).
Free Float =
EET2 – EET1 – D (1-2).
Download File document klik disni..
Comments